Kemungkinan Epistemologi

Kebenaran Mutlak
Kebenaran Mutlak dan Skeptisme

Kebenaran Mutlak – imankha.com. Setelah kita tahu bahwa Ideologi itu muncul dari sudut pandang dan sudut pandang muncul dari pengetahuan sebagaimana yang telah kita bicarakan sebelumnya pada topik epistemologi maka sekarang kita sudah bisa semakin jelas menyaksikan bahwa pengetahuan seseoranglah yang membuat semua persoalan bisa menjadi berbeda.

Ada yang berpendapat bahwa alam semesta ini adalah begini, manusia adalah begini, masyarakat begini, sejarah begini dan yang lainnya mengatakan bahwa alam semesta ini adalah begitu, manusia adalah begitu, masyarakat adalah begitu dan sejarah adalah begitu.

Kesimpulan begini dan begitu itu semuanya berangkat dari sudut pandang yang didapat atas pengetahuan/epistemologi. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, apakah mungkin kesimpulan tentang pengetahuan tersebut yang betul adalah begini dan sekaligus begitu? Kedua-duanya betul?

Hemat saya tidak mungkin jika kita tanya kepada orang disamping kiri kita “Apakah bumi ini berputar” dan kemudian dia jawab IYA dan ketika kita tanya kepada orang disamping kanan kita “Apakah bumi ini berputar” dan dia jawab TIDAK lalu kemudian kita menganggap semua jawaban sama saja, kedua jawaban sama-sama BETUL.

Karena tidak mungkin kedua jawaban tersebut adalah BETUL, maka Pastilah salah satu jawaban tersebut adalah SALAH dan yang satunya lagi pasti betul. ( Kebenaran Mutlak *)

Kalau demikian, pertanyaannya berikutnya adalah pengetahuan/epistemologi seperti apakah yang betul dan epistemologi seperti apakah yang salah?

Baca juga :   Epistemologi

Dan untuk mendapat jawaban tentang epistemologi yang mana yang betul dan salah tentu kita harus urut dulu dari NOL, yaitu kemungkinan untuk mengetahui. Apakah mungkin manusia mampu untuk mengetahui hakikat alam semesta, manusia, masyarakat dan sejarah?

Ada beberapa pendapat mengenai persoalan ini, ada yang menolak 100%, ada yang mengatakan BISA 100% dan ada juga yang diantara keduanya. Bagi mereka yang menolak 100% mengatakan bahwa sudah nasib manusia bahwa “SAYA TIDAK TAHU” adalah jawaban satu-satunya terhadap epistemologi.

Mereka mengatakan “Saya tidak tahu apakah ada surga dan neraka, Saya tidak tahu apakah ada bidadari, tujuh lapis langit dan sebagainya”. Semua yang diomongkan oleh sifulan dan sifulan itu hanyalah tahayul dan bersifat spekulatif  serta dongeng belaka. Oleh karena itu pengetahuan yang tertinggi adalah “SAYA TIDAK TAHU!”. Dijaman sekarang, penganut faham seperti ini disebut dengan kelompok skeptism atau “kelompok peragu”.

* Kebenaran Mutlak : terkait epistemologi, yaitu pengetahuan yang Pasti Benar.

Leave a Reply

Your email address will not be published.